Kamis, 10 Juli 2014

You are whom You be friend with

“You are whom you be friend with.” Kamu adalah dengan siapa kamu berteman. Dengan kata lain: teman2mu mencerminkan siapa kamu yang sesungguhnya. Karena teman atau orang yang di sekitar kita itu menjadi cermin yang memantulkan diri kita. Amat bahaya jika cermin itu sesat atau tidak mampu memantulkan kebenaran yang sesungguhnya. Rusaklah pandangan kita akan diri kita jika terlalu sering mendengarkan dan mempercayai cermin sesat.

Hati-hatilah dengan siapa kau berteman (atau berkoalisi?). Ada yang bilang “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Karena manusia bukan Tuhan yang tidak dapat salah/khilaf. Manusia bisa dengan mudah menjadi subyektif dan tidak lagi obyektif demi kepentingan pribadi yang dibungkus demi kepentingan orang banyak, bahkan lebih jauh: demi kepentingan bangsa & negara. 




Pesta demokrasi dalam wujud pilpres sudah dilakukan 9 Juli kemarin. Tapi kedua belah pihak capres-cawapres sama2 mengklaim kemenangan versi quickcount yang berbeda dan ini menggelisahkan banyak orang. Sebaliknya, situasi ini justru yang dinantikan orang2 yang akan memancing di air keruh untuk menggemukkan dompet/pundi2 mereka melalui ketidakstabilan/keraguan yang muncul.

Kedua capres-cawapres selayaknya menunjukkan bahwa mereka betul2 kandidat pemimpin bangsa yang mampu mengendalikan para pendukungnya untuk menghormati hasil resmi yang akan diumumkan oleh KPU 22 Juli mendatang. Bukan sebaliknya, dimanfaatkan, disetir oleh para pendukungnya. Tentu prinsip politikus yang “tulus seperti merpati” harus dibarengi dengan “cerdik seperti ular” mendoakan & mengawal KPU, TNI, Polri & Presiden SBY sebagai pihak netral/institusi negara yang sah (yang sebetulnya sebagai individu, tidak dapat betul2 netral karena mereka pun punya hak pilih masing2 alias kagak golput).


Untuk instrospeksi aja: “siapa teman2 kita?”

UUD (or UUP) Berkedok Agama

D adalah seorang tukang perak. Dia berorasi mengompori para pekerja lain dalam perusahaan ketika 1 agama baru yang sedang berkembang dirasanya akan membuat income mereka berkurang. Motif dasar mereka demo: UUD-ujung2nya duit, tapi dibungkus dalam bahasa rohani, demi kelangsungan agama mayoritas penduduk kota.

Demi agama, massa dengan mudah segera kumpul. Makin banyak orang ngumpul, makin banyak mulut yang ngomong, makin berkembang kasus yang dilontarkan tetapi akhirnya tidak ada yang tahu untuk apa mereka kumpul, rusuh & bahkan main hakim sendiri atas 2 orang asing.

Ada orang yang berusaha menenangkan tapi ketika massa lihat dia dari suku etnis tertentu, mereka menolaknya, memprotesnya selama 2 jam teriak2 ga karuan tanpa saling mendengarkan 1 sama lain. Bising! -.-'


Ajaibnya massa mulai mau mendengarkan ketika ada orang yang mengawali orasi dengan memuji agama mayoritas mereka. Itu menenangkan massa & buntutnya massa dapat dibubarkan karena mengerti bahwa mereka hanya dimanfaatkan; lebih tepatnya: agama mereka dimanfaatkan untuk kepentingan isi dompet sekelompok orang.

Hope kisah nyata di atas menjadi warning bagi tiap orang yang mengaku beragama. Mari jangan terpancing kelompok2 yang memakai bungkusan agama tapi isi dalamnya adalah UUP (politik) yang UUD juga, sih. Terus berdoa agar Indonesia dapat jadi teladan bagi dunia dalam menyelenggarakan pilpres yang aman, mampu menghasilkan pemimpin bangsa yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik & all rakyat Indonesia mampu menunjukkan martabat bangsa yang berani bersikap sekaligus tetap cinta damai.  


Ayo, ke TPS 9 Juli 2014, coblos nomor/foto orang yang didoakan, kawal & doakan terus hasilnya. Kerjakan bagian kita, apapun hasil pilpres, percayalah tidak ada yang di luar dari kendali Tuhan Sang Pencipta alam semesta^^ 

Bullying Berkedok Pencinta Alam

*mengheningkanciptasambilmenghelanafas*
Turut berduka atas meninggalnya Arfiand (16) & Padian (16) siswa kelas X SMA 3 Jkt. Semoga mereka korban terakhir. Kejadian ini menorehkan luka (lagi) di wajah ekskul PA-Pecinta Alam sehingga diusulkan dihentikan sementara di seluruh sekolah di ibukota.

Sangat menyedihkan ada banyak anak muda tidak mengerti prinsip alam & kepemimpinan. Hukum alam alias hukum rimba yang diindoktrinasi ke otak remaja adalah 'siapa kuat dia yang menang' karena bercermin pada binatang. Latihan kepemimpinan siswa ataupun kegiatan PA sangat menekankan pelatihan kekuatan fisik bahkan tidak jarang sampai ke titik ekstrem yang hanya beda tipis dengan physical abuse. Sayang sekali jika generasi muda belum memahami bahwa kekuatan fisik manusia harus dibarengi dengan kekuatan karakter karena di alam, karakter rendah hati & ringan tangan = saling tolong (bukan ringan tangan = gampang mukulin teman/rekan) itu teramat penting. 


'No man is an island'. Tidak ada orang yang bisa hidup sendirian. Semua perlu saling tolong, saling melengkapi, menopang & bekerjasama karena tidak ada orang yang sanggup hidup tanpa bantuan orang lain. Alam sesungguhnya mengajarkan itu. Remaja yang mengatakan mencintai alam tapi tidak mau menerapkan prinsip alam yang sejati, tidak layak bilang dia anak PA! Semoga...semoga tidak ada lagi segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan Pecinta Alam :=.=:

Sabtu, 15 Oktober 2011

Facing My Giant-1: Bersepeda

Menjelang usia 32 tahun, gue bertekad belajar naik motor & karena banyak orang bilang better dimulai dengan bisa naik sepeda untuk keseimbangan dulu, akhirnya gue membulatkan hati untuk belajar naik sepeda.

Pergilah gue ke Taman Mini Indonesia Indah ALONE di siang bolong nyewa sepeda sambil bilang ama orang yang nyewain: “Mas, saya ga bisa bawa sepeda, loh. Ini ga bakal rusak gara2 saya kan?” (^_^). Maybe karena orangnya pengen dapet duit, dia langsung bilang gpp itu sepeda jatuh karena cukup kuat & bagus (dia ga mikirin klo gue yang jatoh ya?). Gue tuntunlah itu sepeda keliling cari tempat yang sepi buat bisa belajar. Orang2 di sepanjang jalan yang liat gue nuntun sepeda, menatap dengan heran karena ada sepeda kog ga dinaikin malah dituntun padahal bannya ga kempes jreng jreng jreng...

Gue dapet tempat yang lumayan sepi & memadai buat latihan bersepeda di Museum Al Qur’an. Mulailah perjuangan gue jungkir balik ama sepeda. Puji Tuhan, ga jatuh karena kan kaki gue cukup panjang untuk menapak jika keseimbangan goyah. Tanpa terasa 3 or 4jam gue latihan di sana. Tangan sampe merah2 karena menggenggam stang sepeda seakan nyawa gue ada di situ >:o) Tapi lama-lama mulai terbiasa berputar di sekeliling taman, mengayuh dengan kaku & nyelonong ke mana2 arah sepeda gue karena sulit sekali mengendalikan stang sepeda. Gue sampe mikir, ini stang kog ga nurut ama tangan & perintah gue huh... Akhirnya ga sia2 dink... entah si stang sepeda udah mulai paham siapa sang tuan or tangan gue yang udah bisa mengarahkan stang itu kemana.

Pulanglah gue dari TMII dengan sukacita karena pikir udah lumayan. Sampe rumah cerita2 ama keluarga & mama langsung teringat sepeda sepupu gue yang terbengkalai karena sepupu gue nyerah belajar sepeda setelah jatuh. Singkat cerita, sepeda itu diantar ke rumah gue sehingga hari2 berikutnya gue bisa latihan naik sepeda di seputar rumah tanpa harus jauh2 go ke TMII. Nah, berikutnya gue lebih pinter dikit: latihan naik sepeda pagi-pagi buta, jalanan masih sepi & yang terpenting: ga perlu gosong kena sinar matahari seperti kejadian di TMII. Hari demi hari berlalu, dari naik sepeda keringet dingin sampe naik sepeda bisa merasakan sejuknya angin pagi yang bersih. Akhirnya gue menikmati olahraga bersepeda di pagi hari. Rasanya badan luarbiasa segar. Beberapa tips belajar sepeda:

1. Cari jalanan yang sepi cukup lebar karena kalo belajar pertama kali, mengendalikan stang sepeda rasanya cukup sulit sehingga kalo itu sepeda nyelonong kemana-mana, ga akan nabrak kendaraan atau orang atau pagar. Sebisa mungkin cari waktu yang tidak terlalu panas, wong cuaca dingin aja, pemula bisa keringetan saking frustasinya menjaga keseimbangan.

2. Kalo bisa dapat tempat yang agak menurun, bisa mulai belajar tanpa mengayuh. Latihan keseimbangan aja. Duduk di sadel sepeda, kedua tangan menggenggam stang (jari manis+kelingking+jempol kiri pegang stang kiri sementara telunjuk & jari tengah pegang rem), kedua kaki berada dekat jalanan, dorong sepeda dengan gerakan badan bertenaga condong ke depan (kedua kaki berjaga2 siap2 menjejak kalo merasa ga seimbang). Fokus aja gimana bisa mengendalikan stang & menyeimbangkan kedudukan tanpa harus mengayuh.

3. Kalo harus mulai belajar di jalanan yang rata (pastiin ga banyak batu/kerikil/lubang), pegang stang dalam posisi lurus & cari posisi duduk senyaman mungkin dengan 1 kaki diletakkan di kayuhan (kalo gue si taro kaki kanan di kayuhan), sementara kaki kiri menjejak di jalanan, membantu mendorong sepeda maju. Ketika keseimbangan sudah mulai terasa, pelan2 angkat & tarohlah kaki kiri di kayuhan lalu mulai mengayuh sepeda. Gpp kalo arahnya belok-belok alias ga lurus, genggam stang & dengan tenaga coba untuk kendalikan lurus ke arah yang kita mau. Kalo sudah mo jatuh, ya rem sambil turunin aja kedua kaki. Sebisa mungkin stang diarahkan ke jalan yang lebar sambil terus mengayuh & jangan terlalu cepat untuk ngerem atau menurunkan kaki karena takut jatuh. Makanya penting sekali jalanan harus sepi ga ada orang lalu-lalang or kendaraan berseliweran. Semakin lebar jalanan akan makin baik krn biasanya arah kayuhan ga terkendali jadi meliuk ke sana kemari & itu gpp, kayuh aja terus (sebaliknya, kalo jalanan sempit akan lebih cepat mengerem). Semakin lama berhasil mengayuh, semakin kita akan bisa mengendalikan stang sepeda itu sesuai kemauan kita.


4. Kalo udah mulai mantap dengan jalan lurus, belajar membelok. Kalo merasa goyang & gamang, turunin aja 1 kaki pelan2 belokkan stang ke arah yang kita mau. Kalo udah terbiasa, kayuhan dipercepat beberapa saat sebelum belok, sehingga di belokan justru tidak perlu mengayuh lagi, hanya perlu meletakkan kaki di kayuhan dalam posisi diam, badan condong ke arah belokan (sebaliknya, pinggul didorong ke arah berlawanan dengan belokan), untuk mengikuti arah belokan. Setelah jalan lurus lagi, jangan lupa luruskan posisi badan & pinggul juga ya.

Selesai deh... walau sangat terlambat mulai belajar bersepeda di usia menjelang 32 tahun, rasanya sangat bersyukur Tuhan masih kasih kesempatan bisa menikmati olahraga sepeda sepanjang sisa umur gue. Perjalanan bisa mengendarai motor masih sangat panjang tapi 1 step berhasil dilewati & dinikmati hahaha Ora et labora, berdoa & berusaha maka ga ada yang mustahil, facing my giant bagian 1 selesai, HOREEE Praise The Lord!!!